Jumat, 23 April 2010

Returnee AFS/YES Angkatan ke-50

Gue adalah salah satu dari 108 returnee AFS/YES angkatan ke-50 yang berkesempatan untuk muncul di postcard 50 tahun AFS Bina Antar Budaya, lembaga yang di Wikipedia didefinisikan sebagai "lembaga nirlaba non-pemerintah pengelola program pertukaran pelajar di Indonesia yang bermitra dengan AFS Intercultural Programs, setiap tahunnya Bina Antarbudaya menerima dan mengirimkan banyak siswa/siswi ke berbagai penjuru dunia dengan misi untuk saling mengenal kebudayaan masing-masing"




That exactly what it is. And luckily I am part of it.

Masih jelas di ingatan masa-masa perjuangan yang gue lewatin untuk mengikuti seleksi pertukaran pelajar pada bulan April 2005. Waktu gue masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Perjuangan yang berawal dari sebuah rasa ingin tahu.

Pada Jumat sore di akhir bulan Maret 2005 gue berpapasan sama salah seorang temen gue, Yogi, yang keluar terburu-buru dari ruang guru sambil menenteng sebuah map. Iseng, gue bertanya "Abis ngapain, Yog?". Dia menjawab setengah terengah "Abis ngurus dokumen buat seleksi pertukaran pelajar" sambil terus berlalu dan melambaikan tangan.

Mendengar kata 'seleksi', gue yang emang dari dulu udah kegila-gila banget sama yang namanya kompetisi spontan langsung ngejar Yogi si narasumber. Dengan niat mulia untuk mencari tau lebih jauh.

Setelah sebuah percakapan singkat yang dilakukan sambil setengah berlari itu gue dapet serpihan-serpihan informasi penting. Frase kuncinya adalah pertukaran pelajar, seleksi, Bina Antar Budaya, dan formulir terakhir bisa diperoleh 1 hari dari saat itu, yang berarti hari Sabtu.

Sisa jam di hari Jumat itu gue habiskan waktu untuk mencari detail mengenai seleksi pertukaran pelajar yang katanya diinisiasi oleh AFS, lembaga pertukaran pelajar yang udah eksis dari era pasca perang dunia ke II.

Singkat cerita, setelah mendapat semua informasi yang diperlukan dari internet gue kemudian menyusun rencana. Karena formulir pendaftarannya hanya bisa didapat di kantor AFS Chapter Jakarta yang ada di Menteng dan formulir terakhir bisa diperoleh pada hari Sabtu saat weekend itu tanpa pikir panjang gue langsung melesat ke Jakarta Pusat, dari Depok dengan menggunakan KRL.

The truth was, ternyata nyari tempatnya aja udah perjuangan. Menteng saat weekend adalah nightmare. Especially with those one-way streets. Gue yang cuma bermodalkan bajay butut nekat aja menyusuri menteng untuk nyari chapter BAB (singkatannya rada ga asik). And thanks God, I finally found it.

Pendaftaran terakhir untuk term 2005 adalah hari Sabtu itu jam 12 siang. And guess what? Gue landing naik bajay ke kantor AFS jam 11.45 tepat. 15 minutes late and I wouldn't have got a chance to even follow the selection. Whoof. Thanks to you bajay.

Setelah mengikuti 15 bulan, melalui 5 tahap seleksi dari seleksi tertulis, seleksi wawancara, seleksi interaksi kelompok, seleksi program YES dan seleksi 'alam' tingkat international untuk mendapatkan host family, thanks to God Almighty gue lolos bersama 108 pelajar lain yang berhasil mengalahkan 4500 kandidat dari 15 chapter Bina Antar Budaya di seluruh Indonesia.

Wohooo!

2 komentar:

  1. kak.........
    tes YES yang tahap terakjir .gimana di tes nya????
    aku peserta tahun ni kk!

    BalasHapus
  2. Good stuff, thanks for posting this article. This is a solid resource with some useful information. I’ll put this in my bookmarks = ).

    BalasHapus